Pages

Minggu, 28 November 2010

Element Of Art

Apa itu "Element Of Art" didalam dunia fotografi?

Let's check this out!

Konsep dari fotografi. Pada dasarnya, fotografi adalah proses membuat gambar (image) dari cahaya. “Melukis dengan cahaya” adalah kata-kata yang selalu dikaitkan dengan fotografi. Cahaya itu sendiri yang membuat lukisan. Kalau seorang pelukis membutuhkan kanvas, beberapa botol atau kaleng cat, dan beberapa tipe kuas. Dalam fotografi, kita memakai alat yang berbeda untuk membuat “lukisan”, yaitu (1) sumber cahaya sebagai catnya kita, (2) alat perekam cahaya sebagai kanvas kita, dan (3) alat pengontrol cahaya sebagai kuas kita. Namun dalam fotografi juga dikenal yang namanya Element of Art (EOA). EOA dalam fotografi sangat penting karena EOA dapat menentukan komposisi hasil dari foto itu sendiri, EOA juga dapat digunakan sebagai dasar kita dalam membuat atau mengabadikan sebuah momen. Seni dalam fotografi adalah hal yang sangat penting dan hal yang perlu diperhatikan, dan peran EOA dalam fotografi adalah sebagai dasar dari elemen-elemen seni yang ada dalam foto, terlepas dari semua pengeturan yang ada pada kamera.
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap. Cara anda menata komposisi dalam jendela bidik akan diinterprestasikan kemudian setelah foto anda tersebut dicetak. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact- sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto anda. Dengan demikian anda perlu menata sedemikian rupa agar tujuan anda tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan, beda, eksentrik. Dalam komposisi klasik selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian. Hal ini terjadi karena penataan posisi, subordinasi, kontras cahaya atau intensitas subjek dibandingkan sekitarnya atau pengaturan sedemikian rupa yang membentuk arah yang membawa perhatian pengamat pada satu titik.
Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara bentuk padat dan ruang terbuka atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup. Pada kesempatan-kesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin anda akan membutuhkan komposisi anda seluruhnya simetris. Seringkali gambar yang anda buat lebih dinamis dan secara visual lebih menarik bila anda menempatkan subjek ditengah. Anda harus menghindari sebuah garis pembagi biarpun itu vertikal.
Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran irama. Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah objek yang berukuran kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu gerakan.
• Garis
Fotografer yang baik kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
• Shape
Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape adalah salah satunya. Kita umumnya menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape menonjol, anda harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna.
Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar. Kita bisa ambil contoh foto yang mengandung unsur shape adalah foto shilouet, foto tersebut membandingkan objek yang dalam keadaan terang dan gelap dimana objek yang gelap atau tidak terkena cahaya atau objek di depan cahaya itu akan membentuk shape .
• Form
Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya yang mengenai objek tersebut.
• Tekstur
Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek anda.
Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang kita lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa sebuah permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu.
Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga keluar batas gambar.
• Patterns
Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama. Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati.
Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Walaupun pencahayaan dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar cenderung kurang kesan kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang berulangkali menjadi menonjol.
Setelah anda mempelajari dan memahami konsep dasar Element Of Art berikut adalah ebebrapa jenis komposisi yang bisa di gunakan :
• Rule of thirds
Bayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik maksimum.
• Format : Horizon atau Vertikal
Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita untuk melakukan pemotretan dalam format landscape/horizontal atau vertikal/portrait. Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir. Lihatlah pada jendela bidik secara horizontal maupun vertikal dan tentukan keputusan kreatif untuk hasil terbaik. Konsep element of art bias digunakan dalam pengambilan gambar baik secara vertical maupun horizontal, karena hasil dalam fotografi itu ada dua, kalau tidak horizontal pastilah vertical.
• Keep it simple
Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit bagi orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik perhatian. Umumnya makin ramai sebuah gambar, makin kurang menarik gambar itu. Karena semakin ramai objek dalam foto, akan membingungkan objek mana yang sebenarnya kita fokuskan dan yang pesan yang ingin kita sampaikan dalam foto itu akan berbeda penafsiran dengan orang lain, yang akan mengakibatkan kurang maksimalnya hasil dari fotokita sendiri. Cobalah berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan maksimalkan daya tariknya.
• Picture scale
Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah titik kecil yang menarik perhatian. Dengan pemotretan landscape atau monument, kembangkan daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek yang diketahui besarnya sebagai titik perhatian untuk memberikan kesan perbandingan skala.
• Horizons
Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar secara radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan polos terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas gambar, akan timbul kesan penuh.
• Leading lines
Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau melintas gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk :
Garis-garis yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat secara langsung misalnya bayangan, refleksi.
• Be different
Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga seringkali menghasilkan efek yang menarik.
• Colour
Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda secara radikal dengan background.
• Framing
Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang atau bergerak mendekati subyek.
• Shooting position
Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang itu-itu saja, cobalah merubah sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau pengambilan bidikan dari atas atau bawah dari subyek.
Number of subject
Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif seragam, kurang menarik dari pandangan komposisi. Temukanlah salah satu subyek yang berbeda diantara sekian banyak subyek tersebut. Berbeda diartikan berbeda gerakan, bentuk dan warna.

Senin, 01 November 2010

tipe-tipe kamera

Tipe-Tipe Kamera

Tipe kamera digital SLR
Kamera digital SLR memang tidak sebanyak model kamera saku, merek yang beredar juga bisa dihitung dengan jari. Tapi jumlah kamera dSLR cukup banyak untuk memusingkan pembeli. Artikel ini mencoba untuk memberikan pengertian tentang tipe tipe kamera dSLR berdasarkan target audiens yang ada di pasaran saat ini. Dalam artikel ini saya akan mengunakan generalisasi sehingga ada beberapa pengecualian.
Kamera dSLR untuk pemula
Kamera ini ditujukan untuk pembeli kamera dSLR pertama, baik pengguna kamera saku atau belum pernah memiliki kamera digital. Dibanding kamera yang lebih mutakhir, kamera ini didesain supaya “user-friendly” atau mudah digunakan. Badan kamera pun biasanya ringan dan kecil relatif dengan kamera dSLR lainnya. Selain itu tersedia pula banyak otomatis “preset scene mode” sehingga pengguna yang tidak mengetahui dasar fotografi bisa dengan mudah mengambil foto sesuai dengan kondisi yang ada. Misalnya bila foto di malam hari, tinggal mengunakan night scene. Harga juga membedakan kamera pemula dengan kamera lainnya. Kamera pemula tentunya cenderung lebih murah daripada kamera yang lebih canggih.
Contoh: Canon 450D, Nikon D60, Olympus E-450, Sony A230, Pentax k-m
Contoh Gambar :
Kamera kelas menengah
Kamera ini ditujukan untuk orang yang memiliki hobi dalam fotografi dan setidaknya menguasai dasar-dasar fotografi. Ciri-ciri kamera ini adalah berukuran lebih besar dan konstruksi badan kamera lebih baik dari kamera pemula. Scenes mode seperti yang terdapat dalam kamera pemula biasanya tidak ada lagi. Banyak juga tombol tombol khusus untuk mempermudah dan mempercepat setting kamera.
Contoh: Nikon D90, Sony A380, Pentax k200d, Olympus E-30, Olympus E-620
Kamera untuk merekam video
Kamera ini dirancang untuk memiliki fitur untuk merekam video, meski belum banyak, namun kamera semacam ini akan muncul dari kamera pemula sampai kamera pro.
Contoh: Canon 5D mark II, Panasonic GH1, Canon T1i, Nikon D5000
Kamera Pro untuk Sports dan fotojurnalistik
Kamera ini dirancang untuk bisa mengambil gambar dengan kecepatan tinggi, setidaknya dapat mengambil gambar lima sampai sepuluh gambar per detik. Biasanya ukuran dan berat kamera dua kali lipat lebih besar daripada kamera. pemula. Kamera tipe ini pada umumnya memiliki kemampuan untuk meredam noise pada ISO tinggi. Sehingga foto yang diambil di saat gelap tetap memiliki kualitas yang baik. Maka dari itu kamera ini juga ideal untuk wartawan foto. Kualitas bodi kamera juga sangat baik, tahan banting dan cuaca. Harganya berkisar antara $1200 sampai $4500.
Contoh: Nikon D3, Nikon D300, Canon 50D, Canon 1D mark III, Sony A700
Kamera Pro Studio
Kamera ini dipakai untuk profesional yang menghendaki resolusi foto yang besar dengan kualitas gambar yang terbaik. Sama dengan kamera pro untuk sports, kamera ini memiliki badan yang cukup besar tapi sangat tangguh. Harga mulai dari $3000 sampai $7000
Contoh: Nikon D3X, Canon 5D mark II, Sony A900, Canon 1Ds mark II.

tipe-tipe lensa

Tipe-Tipe Lensa Kamera

Lensa Normal
Lensa ini adalah lensa yang menghasilkan gambar dengan perspektif lebih natural jika dibandingkan dengan lensa jenis lain. Sebuah lensa dikategorikan sebagai lensa normal jika memiliki focal length yang setara dengan diagonal gambar yang diproyeksikan didalam sensor kamera.
Pada format 35mm, dimensi gambar yang diproyeksikan kedalam kamera adalah 36 mm x 24 mm (panjang x lebar), sehingga diagonal gambar tersebut adalah 43,27 mm atau setara dengan 50 mm. Lensa ini juga dikategorikan sebagai lensa primer karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain :
1. Memiliki bukaan diafragma maksimum yang lebih besar daripada lensa lain, seperti f.2, f:1,8 atau bahkan f1,2 sehingga dapat digunakan untuk memotret pada kondisi minim cahaya.
2. Dapat menghasilkan gambar yang lebih kaya warna. Hal ini dimungkinkan karena dengan adanya bukaan diafragma yang maksimum, kamera dapat merekam lebih banyak cahaya.

Contoh Gambar :

Lensa Wide-angle
Lensa ini kadang-kadang disebut lensa lebar. Seperti namanya lensa ini memiliki sudut pandang yang sangat lebar, bahkan pada beberapa lensa dapat memberikan sudut pandang mendekati 180 derajat. Pada prakteknya lensa jenis ini sering digunakan untuk memotret ruangan yang sempit atau untuk mengambil gambar sebuah benda secara utuh ketika benda tersebut berada relatif dekat dari pemotret.
Namun perlu diperhatikan bahwa gambar yang dihasilkan dari sebuah lensa wide-angle cenderung memiliki tingkat distorsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan gambar yang dihasilkan oleh lensa normal. Catatan lainnya, lensa ini tidak menghasilkan gambar sesuai dengan yang ditangkap oleh mata manusia, sebaliknya lensa ini memberikan kesan ‘lebih’ dari keadaan sebenarnya. Ruangan dapat terlihat ‘lebih’ tinggi, ‘lebih’ besar atau ‘lebih’ lebar dari ukuran sebenarnya.

Lensa makro
Lensa dengan ukuran 50mm, 90mm atau 100mm dengan tulisan makro merupakan lensa yang didesain khusus untuk memotret subyek yang sangat dekat dengan kamera atau benda-benda kecil lainnya. Perbedaan lensa 50mm biasa dengan lensa 50mm makro tentunya terletak pada jarak fokus terdekat lensa tersebut. Pada lensa 50mm biasa, jarak fokus terdekat dari lensa ke benda sekitar 50cm. Sedangkan untuk lensa 50mm makro, jarak fokus terdekatnya bisa hanya 2cm dari benda.
Lensa makro dapat pula digunakan untuk memotret benda yang jauh, tetapi tingkat ketajamannya sedikit rendah dibandingkan dengan lensa jenis lain, biasanya lensa jenis ini digunakan untuk memotret bunga, koin, tetes embun, kancing, serangga dan benda-benda kecil lainnya.

Contoh Gambar :



Lensa Zoom
Lensa ini dirancang untuk memiliki beberapa sudut pandang yang berbeda. Terdapat berbagai macam lensa zoom, mulai dari 2x zoom, 3x zoom (70 - 200mm), 10x zoom (35-350mm) sampai dengan 12x zoom. Untuk saat ini, lensa yang mempunyai lebih dari 3x zoom kurang mendapatkan gambar-gambar dengan kualitas yang konsisten. Oleh karena itu, pada umumnya pengguna lensa zoom profesional hanya menggunakan lensa 2x atau 3x zoom saja.
Beberapa lensa zoom merupakan lensa telephoto (200 - 400mm), beberapa yang lain merupakan lensa wide-angle (10 - 20mm, 16 - 25mm) dan sisanya mencakup wide-angle sampai telephoto (28 - 200mm, 35 - 35mm). Lensa pada kategori terakhir sering disebut sebagai lensa zoom ‘normal’ dan telah menggantikan lensa primer sebagai solusi penggunaan satu lensa untuk berbagai kondisi
Contoh Gambar :

Lensa Telephoto
Terkenal akan kemampuannya untuk memperbesar obyek yang jauh, dan menghasilkan gambar yang tidak terdistorsi, lensa jenis ini merupakan lensa favorit untuk memotret pertandingan olahraga (sepakbola, basket, tenis, dll). Dan tak lupa juga untuk pementasan panggung (konser, teater, orkestra, dll). Tak luput pula para paparazzi pun menjadikan lensa jenis ini sebagai lensa andalannya.
Lensa telephoto dapat dikategorikan sebagai lensa telephoto normal (85mm, 100mm, 135mm, 200mm), lensa zoom telephoto (28-300mm, 55-200mm, 70-200mm, 90-300mm, 100-300mm) dan lensa super telephoto (300mm, 400mm, 500mm, 600mm).
Contoh Gambar :

Lensa Fisheye (mata ikan)
Dalam dunia fotografi, lensa fisheye adalah sebuah lensa wide-angle dengan kelebaran sudut pandang yang ekstrim. Area penglihatannya melebihi 100 derajat, atau bahkan kadang-kadang melampaui 180 derajat sehingga menghasilkan gambar-gambar dengan tingkat distorsi yang tinggi. Ruang tajamnya secara otomatis tidak terbatas dan pengaturan fokus kamera tidak terlalu diperlukan.
Awalnya lensa ini dikembangkan untuk digunakan dibidang astronomi, dan disebut ‘whole-sky lenses’. Kemudian lensa fisheye cepat menjadi populer dalam bidang fotografi karena keunikan distorsinya. Lensa ini sering digunakan untuk memotret hamparan pemandangan yang sangat luas sekaligus menonjolkan bentuk lengkung bumi.